7 tradisi unik menyambut idul adha-
Sejarah Qurban terpaut dengan kisah Nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengorbankan putranya nabi Ismail, di saat Nabi Ibrahim akan menyembelih datanglah Malaikat jibril yang menggantikannya dengan seizin Allah dengan hewan kurban berupa domba.
Tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah, kita sebagai umat muslim akan menyambut kedatangan Hari Raya Idul Adha dengan beragam Tradisi yang ada di Indonesia.
Ingin tahu Tradisi apa saja yang ada di Indonesia saat Hari Raya Kurban? Jika penasaran yuk baca artikel ini hingga selesai.
1. Tradisi Apitan
Sejarah mengatakan bahwa tradisi apitan ini sudah ada sejak Zaman sunan kalijaga. Namun nomenklaturnya saja yang beda.
Tradisi apitan terjadi di antara hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, pelaksanaan Apitan dilakukan di berbagai daerah di Jawa, seperti di Pati, Grobogan, Blora, Semarang DLL. Karena waktu yang terjepit itulah maka tradisi ini disebut dengan kejepit atau apitan.
Apitan atau sedekah bumi merupakan peringatan dalam rangka untuk mensyukuri nikmat dari Tuhan. Prakteknya sangat berbeda-beda, ada yang menggelar pengajian, Tasyakuran di jalan-jalan desa, Mushola DLL. Intinya tradisi ini untuk mensyukuri nikmat tuhan selama satu tahun.
2. Tradisi Gamelan Sekaten
Gamelan sekaten dimulai pada zaman kerajaan-kerajaan islam di tanah jawa pada zaman kesultanan Demak. Saat itu, masyarakat Jawa menyukai gamelan dan sering menabuhnya pada hari raya islam, seperti Maulid Nabi Muhammad sehingga dimainkanlah gamelan di Masjid Agung Demak.
Gamelan Sekaten merupakan salah satu media penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Walisongo pada zaman dahulu kala. Hingga kini, tradisi Gamelan sekaten masih dilestarikan setiap tahunnya sebagai tradisi dalam perayaan Maulid Nabi, Idul Fitri dan juga Idul Adha.
3. Tradisi Meugang dari Aceh
Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan anak yatim piatu oleh masyarakat Aceh.
Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyemblih kurban yang dilaksanakan 3 kali setahun, yaitu pada Ramadha, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.
Hewan yang biasanya digunakan untuk tradisi Meugang ini diantara lain: Sapi, Kambing, Ayam dan Bebek. Tradisi ini biasanya berlangsung sehari sebelum lebaran atau hari raya. Jika di kota biasanya berlangsung dua hari sebelum Ramadhan atau hari raya.
Biasanya masyarakat akan memasaknya dagingnya dirumah baru setelah itu dibawa ke masjid untuk makan bersama.
Sejarah Meugang berawal pada masa kerajaan Aceh, dengan cara memotong hewan kurban dan membagikannya kepada masyarakat secara gratis.
Tradisi ini bertujuan untuk mengungkapkan syukur atas kemakmuran tanah Aceh dan hingga saat ini Tradisi Meugang ini masih dilestarikan oleh masyarakat aceh.
4. Tradisi grebeg gunung
Tradisi ini biasanya dirayakan oleh masyarakat Yoogyakarta. Tradisi ini sangat mirip dengan tradisi Apitan, lho. Grebek gunung biasanya dilaksanakan pada perayaan Idul adha dengan cara mengarak hasil bumi dari halaman keraton sampai Mesid Gede kauman oleh para umat Islam.
Masyarakat setempat percaya, apabila berhasil mengambil hasil bumi yang disusun dalam bentuk gunung akan mendatangkan rezeki. Hingga tak heran, banyak sekali warga yang menghadiri tradisi ini.
5. Tradisi Manten Sapi
Tradisi Manten sapi merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pasuruan. Tradisi ini merupakan bentuk syukur dan rasa hormat terhadap hewan yang akan disembelih.
Yang lebih menarik lagi, hewan Kurban yang akan disembelih akan dihias baknya seorang pengantin. Hewan tersebut akan dibalut oleh kain kafan, serban dan sajadah. Bahkan hewan yang akan disembelih juga diberikan kalung bunga tujuh rupa.
Setelah didandani, hewan kurban akan di arak menuju masjid setempat dan diserahkan kepada panitia kurban. Tradisi ini lebih di meriahkan lagi dengan adanya ibu-ibu yang sudah bersiap dengan peralatan rumah tangganya untuk mengolah daging sapi tersebut.
6. Tradisi Ngejot dari Bali
ngejot adalah tradisi memberikan makanan kepada para tetangga sebagai rasa terimakasih. Ngejot bali bukan hanya dilakukan oleh umat muslim aja, lho. Karena, tradisi ngejot ini juga dilakukan oleh umat hindu pada hari raya nyepi, galungan dan kuningan.
Tradisi ini dilakukan dengan cara berbagi makanan, minuman dan buah-buahan sebagai syukur kepada tetangga non-muslim yang memiliki toleransi tinggi. Tradisi ini masih dilestarikan hingga saat ini lo dengan tujuan mempererat rasa toleransi dalam beragama.
7. Tradisi Mepe Kasur dari Banyuwangi
Mepe kasur atau yang bisa disebut dengan jemur kasur merupakan tradisi unik yang dilakukan oleh suku Osing di desa Kamiren, Glagah, Banyuwangi, Jawa timur. Tradisi ini dilakukan menjelang idul adha dengan maksud untuk menolak bala dari bencana dan penyakit agar rumah tangga tetap harmonis.
Kasur yang digunakan biasanya berwarna merah dan hitam dengan artian merah berarti berani dan hitam berarti langgeng.
Sebelum tradisi ini dilakukan masyarakat akan menarikan tarian gandrung terlebih dahulu, kemudian kasur akan dijemur dari pagi hingga sore sambil dipukul dengan rotan atau sapu lidi.
Yang menariknya, masyarakat secara serentak menjemur kasur di depan rumahnya.
Nah, itu dia 7 Tradisi unik menyambut idul adha. Sungguh beragam bukan tradisi-tradisi menyambut hari raya Idul Adha. Maka dari itu, saya mengajak kamu semua untuk menjaga kelestarian Tradisi ini hingga bisa dinikmati oleh cucu dan cicit kita nantinya.
Catatan Kecil:
Buat kamu yang tahun ini ingin berqurban atau menjadi panitia qurban ada, nih sesuatu hal baru yaitu Baju Panitia Qurban. Kamu dapat memilikinya di gogarmen.com atau jika kamu ingin membuat Desain dan model sendiri untuk masjid mu bisa langsung menghubungi Wa yang sudah tertera.
Saat ini kaos Panitia kurban siap dikirim ke seluruh Indonesia, lho. Jadi segera buat desain Kaos panitiamu di gogarmen. Ingat di GOGARMEN YAHH bukan yang lain.
Sekian untuk artikel hari ini Terimakasih 🙂
Продамус промокод Продамус промокод .